Jakarta (ANTARA) - Kontingen China bakal kembali menebar ancaman bagi Indonesia ketika tampil dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, 5-16 Desember.

China, yang memenangi tujuh medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, absen dalam kejuaraan dunia edisi tahun lalu karena adanya pembatasan perjalanan dan kebijakan karantina akibat situasi pandemi COVID-19 di negaranya. Ketidakhadiran China itu menjadi kesempatan bagi para lifter lain untuk unjuk diri menjadi juara dunia baru dalam kejuaraan yang digelar di Tashkent, Uzbekistan itu.

Sebelumnya, sejumlah lifter China juga memutuskan untuk tidak tampil dalam Kejuaraan Asia Angkat Besi 2022 di Bahrain pada Oktober lalu karena memilih fokus untuk mempersiapkan diri menuju Kejuaraan Dunia 2022, yang merupakan turnamen pertama kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024.

Berdasarkan catatan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), Tim Negeri Tirai Bambu itu tercatat menjadi salah satu kontingen yang mengirimkan atlet terbanyak ke Bogota, yakni dengan kekuatan 23 lifter.

Pada kelas 67kg putra, China memiliki Chen Lijun yang merupakan peraih emas Olimpiade Tokyo yang juga juara dunia 2019. Lijun akan kembali beraksi di pentas dunia untuk mengincar gelar juara dunia kelimanya.

Rekan Lijun, Li Fabin, juga siap kembali menebar ancaman di kelas 61kg putra. Dua kali pemecah rekor dunia Olimpiade yang juga juara dunia 2019 itu bakal menjadi saingan terberat lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan.

Shi Zhiyong, dua kali juara Olimpiade, menjadi lifter unggulan China di kelas 73kg putra. Shi bakal berupaya untuk mempertajam rekor dunia atas nama dia sendiri yang dicatatkannya di Olimpiade Tokyo ketika dia meraih total angkatan 364kg (snatch 169kg dan clean and jerk 198kg).

Lifter berusia 29 tahun itu bahkan sudah melampaui rekor miliknya setelah meraih total angkatan 365kg yang dibukukan di Kejuaraan Nasional 2021 di China.

Absennya Zhiyong di Kejuaraan Dunia 2021 lalu membuat lifter Indonesia bisa membawa pulang medali emas kelas 73kg putra. Rahmat Erwin Abdullah meraih gelar juara dunia pertamanya di Uzbekistan setelah mencatatkan total angkatan 343kg, dengan rincian snatch 151kg dan clean and jerk 192kg.

Pada kelas 49kg putri akan ada Hou Zhihui yang merupakan peraih emas Olimpiade Tokyo. Dia akan kembali beraksi di pentas internasional setelah absen selama sekitar 15 bulan.

Hou terakhir kali tampil di panggung internasional di Olimpiade Tokyo pada Juli tahun lalu ketika dia mencatatkan total angkatan 210kg, dengan snatch 94kg dan clean and jerk 116kg.

Lifter Indonesia Windy Cantika akan kembali bersaing dengan Hou di Bogota nanti setelah pertemuan terakhirnya di Tokyo 2022. Windy terakhir kali tampil di SEA Games 2021 Vietnam namun harus pulang tanpa medali setelah gagal melakukan tiga kesempatan angkatan clean and jerk.

Windy sejauh ini memiliki total angkatan terbaik 194kg (snatch 84kg dan clean and jerk 110kg) saat dia tampil di Tokyo.

Baca juga: Windy Cantika raih emas di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior
Baca juga: Indonesia kirim 12 lifter ke Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Bogota
Baca juga: PABSI jadikan Kejuaraan Asia awal pilih atlet untuk Olimpiade Paris

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022